Rabu, 19 Mei 2010

Abu Jahal

Seputar Abu Jahal

Rate This


Sosok penentang keras dan penyiksa dari para pengikut Nabi Muhammad s.a.w. pada masa awal Islam.

“Maka, bukanlah kamu yang membunuh mereka melainkan Allah swt. yang telah membunuh mereka. Dan bukan engkau yang melempar pasir ketika engkau melempar, melainkan Allah swt. yang telah melempar, dan supaya Dia menganugerahi orang-orang mukmin anugerah yang baik dari-Nya. Sesungguhnya Allah swt. Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Al-Anfal:18)

Kemenangan di Badar itu sebenarnya bukan disebabkan oleh suatu kecakapan atau kemahiran pihak orang-orang Islam. Mereka terlalu sedikit, terlalu lemah, dan terlalu buruk persenjataan mereka untuk memperoleh kemenangan terhadap satu lasykar yang jauh lebih besar jumlahnya, jauh lebih baik persenjataannya, lagi pula jauh lebih terlatih.

Perlemparan segenggam kerikil dan pasir oleh Rasulullah saw. mempunyai kesamaan yang ajaib dengan pemukulan air laut dengan tongkat oleh Nabi Musa as. itu seolah-olah merupakan isyarat bagi angin untuk bertiup dan air-pasang naik kembali sehingga membawa akibat tenggelamnya Fir’aun serta lasykarnya di laut, demikian pula halnya pelemparan segenggam kerikil oleh Rasulullah saw. merupakan satu isyarat untuk angin bertiup kencang dengan membawa akibat kebinasaan Abu Jahal (yang pernah disebut oleh Rasulullah saw. sebagai Fir’aun kaumnya) dan lasykarnya di padang pasir itu.

Dalam kedua kejadian tersebut bekerjanya kekuatan-kekuatan alam itu, bertepatan benar dengan tindakan-tindakan tersebut bekerjanya kekuatan-kekuatan alam itu, bertepatan benar dengan tindakan-tindakan kedua nabi itu, di bawah takdir khas Tuhan.

“Dan, ceritakanlah kepada mereka kisah orang-orang yang telah Kami berikan kepadanya Tanda-tanda Kami, lalu ia melepaskan diri darinya ; maka syaitan mengikutinya dan jadilah ia di antara orang-orang yang sesat.” (Al-A’raf: 176)

Yang dimaksudkan di sini bukanlah seseorang tertentu melainkan semua orang yang kepada mereka Tuhan memperlihatkan Tanda-tanda melalui seorang nabi tapi mereka menolaknya. Ungkapan semacam itu terdapat di tempat lain dalam Alquran (seperti 2:18). Ayat itu telah dikenakan secara khusus kepada seorang yang bernama Bal’am bin Ba’ura yang menurut kisah pernah hidup di zaman Nabi Musa as. dan konon dahulunya ia seorang wali. Kesombongan merusak pikirannya dan ia mengakhiri hidupnya dalam kenis taan. Ayat itu dapat juka dikenakan kepada Abu Jahal atau Abdullah bin Ubbay bin Salul atau dapat pula kepada tiap-tiap pemimpin kekafiran.

“Dan dalam kota itu ada sembilan orang yang menimbulkan kerusuhan di bumi, dan tidak mau mengadakan perbaikan.” (An-naml:)

Dengan sendirinya yang diisyaratkan dalam ayat ini adalah kesembilan musuh Rasulullah saw. terkemuka. Delapan di antaranya terbunuh dalam pertempuran Badar dan yang kesem-bilan, Abu Lahab, yang terkenal keburukannya itu, mati di Mekkah ketika sampai ke telinga-nya khabar tentang kekalahan di Badar. Kedelapan orang itu adalah : Abu Jahal, Muthim bin Adiy, Syaibah bin Rabiah, Utbah bin Rabiah, Walid bin Utbah, Umayah bin Khalf, Nadhr bin Harts dan Uqbah bin abi Mu’aith.

Mereka bersekongkol untuk membunuh Rasulullah saw.. Rencana sebenarnya ialah memilih seorang dari tiap-tiap kabilah kaum Quraisy, dan kemudian mengadakan serangan pembunuh an yang berencana atas beliau, sehingga tidak ada kabilah tertentu dapat dianggap ber tanggung-jawab atas pembunuhan terhadap beliau itu. Rencana itu datang dari Abu Jahal, pemimpin kelompok jahat itu.

“Dan, ingatlah ketika mereka berkata, “Ya Allah, jika ini sungguh-sungguh hak dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (Surah Al-Anfal:33)

Kira-kira seperti kata-kata itu jugalah Abu Jahal mendoa di medan perang Badar (Bukhari – Kitab Tafsir). Doa dikabulkan secara harfiah. Abu Jahal bersama beberapa pemimpin Quraisy yang lain, terbunuh dan mayat-mayat mereka dilemparkan ke dalam sebuah lubang. Dahi orang yang berdusta dan berdosa.

“Apakah engkau melihat orang yang melarang, Seorang hamba Kami ketika ia shalat ? Apakah engkau melihat jika ia mengikuti petunjuk, Atau, ia menyuruh bertakwa, Apakah engkau melihat jika ia mendutakan dan berpaling ? Apakah ia tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat ? Sekali-kali tidak, jika ia tidak berhenti, niscaya Kami akan menarik dia pada jambulnya,” (Al-Alaq; 10-17)

Ayat-ayat 10 s.d. 17 surah al-Alaq meskipun biasanya dikenakan kepada setiap orang kafir yang sombong lagi keras hati, tetapi oleh sebagian ahli tafsir dianggap tertuju kepada Abu Jahal, pemimpin suku Quraisy Mekkah. Ia senantiasa ada di garis depan dalam menjengkelkan, melawan, dan menganiaya Rasulul-lah saw. serta orang-orang Muslim.

Beberapa budak yang telah memeluk Islam, atas perintahnya telah diseret pada jambul mereka di lorong-lorang Mekkah. Sesudah kekalahan di Badar mayat sebagian pemimpin suku Quraisy, termasuk Abu Jahal di antara mereka. Diseret-seret pada jambul nya dan dilemparkan ke dalam sebuah lubang yang telah digali khusus untuk tujuan itu. Yang demi kian itu merupakan hukuman yang setimpal atas perlakuan yang telah diperlihatkan mereka kepada orang-orang Islam yang tidak berdaya itu, beberapa tahun sebelumnya di Mekkah.

“Pengumpat yang kesana kemari dengan menyebar fitnah,” (Surah al-Qolam: 12)

Isyarat dalam ayat ini dan ketiga ayat sebelumnya mungkin secara khusus tertuju kepada khalid bin Mughirah atau Abu jahal; atau, dalam hal ini, kepada setiap tokoh kepalsuan.

“Seorang penanya menanyakan tentang azab yang akan terjadi, (Al-Ma’arij: 2)

Tafsir: “penanya” dalam ayat ini dianggap oleh beberapa ahli tafsir setuju kepada nadr bin AL-Harits, atau Abu Jahal. Tetapi, kata penanya itu tidak hanya mengisyaratkan kepada seseorang tertentu, bahkan dapat dikenakan kepada semua orang kafir, sebab mereka semua berulang-ulang menantang Rasulullah s.a.w. supaya beliau menurunkan atas mereka azab yang diancamkan ( 8:33 ; 21:39 ; 27:72 ; 32:29 ; 34:30 ; 36:49 ; 67:26).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar